Senin, 06 Juli 2015

HUKUM BERPUASA TAPI TIDAK SHOLAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Banyak Muslim berpuasa di bulan Ramadhan, tapi ironisnya ada di antara mereka yang tidak sholat. Kalau sholat, misalkan hanya sholat Isya dan Tarawih saja.

Jika seorang Muslim sudah mukallaf (terbebani hukum / wajib beribadah), dan dia berpuasa tapi tidak sholat, maka tertolaklah puasanya dan dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus. Hal ini karena sholat adalah salah satu Rukun Islam dan tiang agama yang menjadi barometer ibadah dan amal seorang Muslim. Jika sholatnya baik, maka dianggaplah baik semua amalnya. Dan jika sholatnya rusak, maka dianggaplah rusak semua amalnya.

ALLAH berfirman dalam Suroh at-Taubah ayat 11:
Dan jika mereka bertaubat, melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama ……

Maka jika kita mempunyai teman, atau saudara atau keluarga yang berpuasa tapi tidak sholat, maka kita wajib mengingatkan mereka untuk bertaubat dan beramal sholeh agar mereka dan umat Islam terbebas dari orang-orang yang berkualitas buruk.

ALLAH berfirman dalam Suroh Maryam ayat 59-60:
Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizolimi (dirugikan) sedikitpun.

Muslim yang meninggalkan sholat terancam dikategorikan kafir meski sudah berpuasa. Dari Jabir rodhiyallôhu ‘anhu, Rasulullah shollallôhu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya (batas pemisah) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat. (HR Muslim, dalam kitab al-Iman)

Nilai dan kualitas sholat benar-benar sangat penting dalam kehidupan sosial dan juga menentukan persahabatan dan permusuhan rakyat dan pemimpinnya. Dalam Shohih Muslim, Auf bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah shollallôhu ‘alaihi wasallam bersabda:
Pemimpin kamu yang terbaik ialah mereka yang kamu sukai dan merekapun menyukaimu, serta mereka mendoakanmu dan kamupun mendoakan mereka. Sedangkan pemimpin kamu yang paling jahat adalah mereka yang kamu benci dan merekapun membencimu serta kamu melaknati mereka dan merekapun melaknatimu.

Rasulullah shollallôhu ‘alaihi wasallam kemudian ditanya, “Ya Rasulullah, bolehkah kita memusuhi mereka dengan pedang?”
Beliau menjawab, “Tidak, selama mereka mendirikan sholat di lingkunganmu.”

Wallâhu a’lam bish-showab.


Sumber:
Buku “Anda Bertanya Kami Menjawab Bersama Ustadz Bachtiar Nasir”, karya Bachtiar Nasir, 2012.

P.S.
Silakan kalau mau copy-paste, namun mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar