بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Banyak Muslim
berpuasa di bulan Ramadhan, tapi ironisnya ada di antara mereka yang tidak
sholat. Kalau sholat, misalkan hanya sholat Isya dan Tarawih saja.
Jika seorang Muslim sudah mukallaf (terbebani hukum / wajib
beribadah), dan dia berpuasa tapi tidak sholat, maka tertolaklah puasanya dan
dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus. Hal ini
karena sholat adalah salah satu Rukun Islam dan tiang agama yang menjadi
barometer ibadah dan amal seorang Muslim. Jika sholatnya baik, maka dianggaplah
baik semua amalnya. Dan jika sholatnya rusak, maka dianggaplah rusak semua
amalnya.
ALLAH berfirman dalam
Suroh at-Taubah ayat 11:
Dan jika mereka
bertaubat, melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu)
adalah saudara-saudaramu seagama ……
Maka jika kita mempunyai teman, atau saudara atau keluarga yang berpuasa
tapi tidak sholat, maka kita wajib mengingatkan mereka untuk bertaubat dan
beramal sholeh agar mereka dan umat Islam terbebas dari orang-orang yang
berkualitas buruk.
ALLAH berfirman dalam
Suroh Maryam ayat 59-60:
Kemudian
datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti
keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat, kecuali orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak
dizolimi (dirugikan) sedikitpun.
Muslim yang meninggalkan sholat terancam dikategorikan kafir meski sudah
berpuasa. Dari Jabir rodhiyallôhu ‘anhu, Rasulullah shollallôhu ‘alaihi
wasallam bersabda:
Sesungguhnya
(batas pemisah) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah
meninggalkan sholat. (HR Muslim, dalam kitab al-Iman)
Nilai dan kualitas sholat benar-benar sangat penting dalam kehidupan
sosial dan juga menentukan persahabatan dan permusuhan rakyat dan pemimpinnya.
Dalam Shohih Muslim, Auf bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah
shollallôhu ‘alaihi wasallam bersabda:
Pemimpin kamu
yang terbaik ialah mereka yang kamu sukai dan merekapun menyukaimu, serta
mereka mendoakanmu dan kamupun mendoakan mereka. Sedangkan pemimpin kamu yang
paling jahat adalah mereka yang kamu benci dan merekapun membencimu serta kamu
melaknati mereka dan merekapun melaknatimu.
Rasulullah
shollallôhu ‘alaihi wasallam kemudian ditanya, “Ya Rasulullah, bolehkah kita
memusuhi mereka dengan pedang?”
Beliau menjawab,
“Tidak, selama mereka mendirikan sholat di lingkunganmu.”
Wallâhu a’lam
bish-showab.
Sumber:
Buku “Anda
Bertanya Kami Menjawab Bersama Ustadz Bachtiar Nasir”, karya Bachtiar Nasir,
2012.
P.S.
Silakan kalau mau copy-paste,
namun mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar