بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Imam Muslim merupakan salah satu imam Ahlul-hadits termasyhur. Kitab haditsnya “Ash-Shohih” atau “Shohih
Muslim” dianggap sebagai kitab paling shohih
ke tiga setelah Al-Quran dan Shohih
al-Bukhori (kitab hadits karya Imam al-Bukhori).
Nama lengkap Imam Muslim adalah Imam Abul Husain Muslim bin
al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Menurut pendapat
yang shohih sebagaimana dikemukakan
oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya “Ulama’ul Amsar”, Imam Muslim
dilahirkan di Naisabur pada 206 H.
Kehidupan Belajar Imam Muslim
Imam Muslim belajar hadits sejak usia sekitar 12 tahun.
Beliau banyak belajar ke Hijaz, Iraq, Syam, Mesir, dan negara-negara lain.
Beliau mengunjungi banyak ulama ternama untuk berguru hadits. Di negeri
Khurasan, beliau berguru pada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray,
beliau berguru pada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Iraq, beliau berguru
pada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah. Sa’id bin Mansur dan Abu
Mas’abuzar juga menjadi guru beliau di Hijaz. Sedangkan di Mesir beliau berguru
pada ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya. Beliau juga sering mengunjungi
Baghdad untuk belajar kepada para ulama hadits. Kunjungan terakhir beliau ke
Baghdad adalah pada 259 H.
Ketika Imam al-Bukhori mengunjungi Naisabur, Imam Muslim
sering mendatanginya untuk berguru. Saat terjadi fitnah terhadap Imam
al-Bukhori serta konflik antara Imam al-Bukhori dan Muhammad bin Yahya
adz-Dzuhli, Imam Muslim memihak Imam al-Bukhori. Hal ini menyebabkan
terputusnya hubungan beliau dengan adz-Zuhli. Ketika adz-Zuhli menyampaikan
pernyataan tentang penentangannya terhadap Imam al-Bukhori di majelisnya, Imam
Muslim dan Ahmad bin Salamah berdiri. Beliau bahkan kemudian mengirimkan
kembali kepada adz-Dzuhli semua catatan riwayat yang didapatkannya dari
adz-Dzuhli, sehingga dalam Shohih Muslim
tidak ada riwayat adz-Dzuhli dari berbagai sanad
yang ada padanya. Dalam kitab lainnya pun, Imam Muslim tidak memasukkan hadits
yang diterimanya dari adz-Dzuhli, padahal adz-Dzuhli adalah guru beliau. Hal
serupa juga tidak beliau lakukan terhadap Imam al-Bukhori. Imam Muslim tidak
meriwayatkan hadits-hadits yang diterimanya dari Imam al-Bukhori meski beliau
adalah gurunya.
Ulama-ulama lain yang menjadi guru Imam Muslim adalah Ustman
dan Abu Bakar bin Abu Syaibah, Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair
bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin
Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id, dan ulama lainnya.
Imam Muslim wafat pada Ahad sore 24 Rajab 261 H, di usia 55
tahun. Beliau dimakamkan esok harinya di kampung Nasr Abad, salah satu daerah
di luar Naisabur.
Keahlian Imam Muslim
Imam al-Bukhori merupakan ulama terkemuka di bidang hadits shohih, berpengetahuan luas tentang
seluk beluk hadits, dan tajam kritiknya. Dan Imam Muslim adalah orang ke dua
setelah Imam al-Bukhori, baik dalam ilmu, pengetahuan, maupun keutamaan dan
kedudukannya.
Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para
ulama Ahlul-hadits maupun ulama
lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi mengatakan:
“Muslim
telah mengikuti jejak Bukhori, memerhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang
dilaluinya.”
Namun,
pernyataan ini tidak berarti bahwa Imam Muslim hanyalah pengekor karena beliau
mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun kitabnya.
Beliau juga menggunakan metode baru yang belum pernah diperkenalkan sebelumnya.
Abu Quraisy al-Hafidz mengatakan bahwa orang yang benar-benar
ahli di bidang hadits hanya empat orang, dan salah satunya adalah Imam Muslim (Tazkiratul Huffaz, jilid 2, hal. 150).
Maksud perkataan tersebut adalah para Ahlul-hadits
terkemuka yang hidup di masa al-Hafidz, karena Ahlul-hadits cukup banyak jumlahnya.
Karya-Karya Imam Muslim
Imam Muslim menulis beberapa kitab, di antaranya:
1.
Al-Jami’
ash-Shohih (Shohih Muslim);
2.
Al-Musnadul
Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama perawi hadits);
3.
Kitabul-Asma’
wal-Kuna;
4.
Kitab
al-‘Ilal.
5.
Kitabul-Aqran.
6.
Kitabu
Su’alatihi Ahmad bin Hambal.
7.
Kitabul-Intifa’
bi Uhubis-Siba’.
8.
Kitabul-Muhadramin.
9.
Kitabu
man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
10.
Kitab
Auladis-Sahabah.
11.
Kitab
Awhamil-Muhadditsin.
Kitab Shohih Muslim
Al-Jami ash-Shohih dianggap sebagai kitab ke tiga
paling shohih setelah Al-Quran dan
kitab Shohih al-Bukhori. Dua kitab
ini diterima dengan baik oleh umat Muslim.
Dalam menyusun Shohih
Muslim, Imam Muslim meneliti dan mempelajari kondisi pada perawi, menyaring
hadits-hadits yang diriwayatkan, dan membandingkan riwayat tersebut satu sama
lain. Beliau sangat teliti dan hati-hati menggunakan lafadz-lafadz, dan selalu
memberikan isyarat bila adanya perbedaan antara lafadz-lafadz tersebut.
Imam Muslim pernah mengatakan, “Aku susun kitab Shohih ini yang disaring dari 300.000
hadits.”
Ahmad bin Salamah mengatakan, “Aku menulis bersama Muslim
untuk menyusun kitab Shohih-nya itu
selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 hadits.” Sedangkan Ibnu Salah
menyebutkan dari Abu Quraisy al-Hafidz bahwa jumlah hadits dalam Shohih Muslim adalah 4.000 hadits.
Kedua pendapat tersebut bisa dikompromikan, yaitu perhitungan
pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang, sedangkan perhitungan ke dua
hanya menyebutkan hadits yang tidak berulang.
Dalam Shohih-nya,
Imam Muslim berkata:
“Tidak
setiap hadits yang menurutku shohih
aku cantumkan di sini. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah
disepakati oleh para ulama hadits.”
“Tidaklah
aku mencatumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga
tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan
pula.”
Imam Muslim juga berkata sebagai ungkapan gembira atas
karunia ALLAH yang diterimanya:
“Apabila
penduduk Bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan
berputar-putar di sekitar kitab musnad
ini.”
Di kitab Shohih-nya,
Imam Muslim tidak membuat judul tiap bab secara terperinci. Judul-judul dan bab
yang kita dapati kini pada Shohih Muslim
dibuat oleh para pengulas yang muncul kemudian. Di antara mereka, yang paling
baik membuatkan judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarah-nya.
Thanks for
reading ^_^
Sumber:
ahlulhadits (yang disalin dari biografi Imam
Muslim dalam Kutubus Sittah Abu Syuhbah 59)
P.S.
Silakan kalau mau copy-paste, dan
mohon sertakan link-back ke blog ini.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar