Senin, 06 Juli 2015

TIDURNYA ORANG BERPUASA ADALAH IBADAH?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Anggapan ini sangat populer di Indonesia, sehingga banyak orang yang ditegur karena kebanyakan tidur saat Ramadhan, mereka menjawab bahwa tidur saat puasa adalah ibadah. Ungkapan tidurnya orang yang berpuasa termasuk ibadah sudah sangat membudaya di Indonesia. Anggapan ini didasarkan pada suatu hadits tentang tidurnya orang berpuasa.

Hadits tersebut adalah:
Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doanya adalah doa yang mustajab. Pahala amalannyapun akan dilipatkangandakan.

Namun demikian, para ahlul-hadits mengkategorikan hadits tersebut sebagai hadits dhoif (lemah), bahkan ada yang mengkategorikannya maudhu’ (palsu) karena beberapa perawinya dikategorikan lemah bahkan pendusta. Tersebarnya hadits ini di Indonesia mungkin karena sebagian ulama/da’i mengutipnya dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali atau dari kitab Kanzul Ummal, walau yang disebutkan hanya bagian awalnya saja, yaitu naum ash-sho’imi ibadah. Beberapa perawi yang membuat cacat hadits tersebut adalah Ma’ruf bin Hisan, Sulaiman bin Amran-Nakh’i, dan Abdul Malik bin Umair.

Tidur yang dianggap bernilai ibadah pada bulan Ramadhan adalah jika perbuatan mubah (dibolehkan) di malam Ramadhan – seperti makan, minum, berhubungan suami-istri – diniatkan sebagai ibadah. Imam Nawawi menjelaskan dalam Syarh Muslim:
Sesungguhnya perbuatan mubah jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan ridho ALLAH, dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan ganjaran.

Maknanya, jika tidur malam di bulan Ramadhan diniatkan untuk bangun dan segar ketika berpuasa, tidur tersebut bernilai ibadah. Namun jika tidur siang seseorang disebabkan kemalasan atau menahan lapar haus lalu membuatnya kontraproduktif, malas beribadah, dan melewatkan sholat, maka tidurnya tersebut tidak termasuk ibadah dan tidak mendatangkan pahala, bahkan mungkin makruh. Hal tersebut karena ada dua jenis tidur, yaitu tidur yang membuat pelakunya segar ketika terbangun dan tidur yang membuat pelakunya menjadi lemah dan malas karena terlalu banyak tidur.

Wallâhu a’lam bish-showab.


Sumber:
Buku “Anda Bertanya Kami Menjawab Bersama Ustadz Bachtiar Nasir”, karya Bachtiar Nasir, 2012.

P.S.
Silakan kalau mau copy-paste, namun mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar