بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Ada perbedaan pendapat yang cukup tajam di antara para
pakar sejarah mengenai permulaan waktu diturunkannya wahyu kepada Rasulullah shollallaahu ‘alaihi
wasallam. Ada yang menetapkannya pada Rabiu’l Awwal, ada yang menetapkan pada
Ramadhan, dan ada pula pada Rajab. Syaikh Shofiyyurrohman al-Mubarokfuri
menguatkan pendapat ke dua, yaitu pada Ramadhan. Hal ini diperkuat dengan
firman ALLAH pada Suroh Al-Baqoroh ayat 185 yang artinya:
“Bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran”, dan pada Suroh Al-Qodar ayat
1 yang artinya, “Sesungguhnya Kami menurunkan (Al-Quran) pada Lailatul Qodar.”
Dan sudah diketahui
bahwa Lailatul Qodar jatuh pada Ramadhan. Hal inilah juga yang dimaksud ALLAH
dalam firman-NYA:
“Sesungguhnya Kami
menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang
memberi peringatan.” (Ad-Dukhon : 3).
Penetapan tanggalnya pun
menjadi perdebatan. Ada yang berpendapat pada hari ke-7 (tanggal 7), hari
ke-17, hari ke-21, dan hari ke-28. Syaikh Shofiyyurrohman al-Mubarokfuri menguatkan
pendapat yang menyatakan hari ke-21. Hal ini karena mayorita pakar biografi
sepakat bahwa Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam diangkat sebagai rosul
pada hari Senin. Hal ini diperkuat oleh riwayat para imam hadits, dari Abu
Qotadah, bahwa Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai
puasa hari Senin. Beliau menjawab, “Pada hari inilah aku dilahirkan dan pada
hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.” Dalam lafazh lain
disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus
sebagai rosul atau turun kepadaku wahyu.” [HR Muslim, Ahmad, al-Baihaqi,
al-Hakim]
Hari Senin Ramadhan pada
tahun itu jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat shohih telah
menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil
pada 10 hari terakhir Ramadhan. Maka berdasarkan Suroh Al-Baqoroh ayat 185
tersebut dan riwayat Abu Qotadah, jelaslah bahwa diutusnya Rasulullah
shollallaahu ‘alaihi wasallam sebagai rosul adalah pada malam tanggal 21 Ramadhan.
Dalam kalender Syamsiyah bertepatan dengan 10 Agustus 610. Usia beliau saat itu
adalah 40 tahun 6 bulan 12 hari menurut perhitungan kalender Hijriyah, atau 39
tahun 9 bulan 20 hari menurut kalender Syamsiyah.
Sumber:
Buku Ar-Rohiqul Makhtum, Bahtsun fis-Siroh
an-Nabawiyah ala Shohibina Afdholish Sholati was-Salam (Siroh Nabawiyah),
karya Syaikh Shofiyyurrohman al-Mubarokfuri, 2013.
PS:
Silakan kalau mau copy-paste,
namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back
ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar