Selasa, 26 Mei 2015

TINGKATAN-TINGKATAN WAHYU

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

1.      Wahyu datang melalui mimpi yang hakiki. Ini merupakan permulaan wahyu yang turun kepada Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam.

2.      Wahyu disusupkan ke jiwa dan hati beliau, tanpa dilihat beliau, sebagaimana beliau bersabda, “Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurnakan rezekinya. Maka bertaqwalah kepada ALLAH, baguskan dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai ALLAH, karena apa yang ada di sisi ALLAH tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan menaati-NYA.”

3.      Wahyu disampaikan oleh malaikat yang muncul di hadapan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam dalam rupa seorang laki-laki, lalu berbicara dengan beliau hingga beliau bisa menangkap langsung apa yang dibicarakannya. Dalam tingkatan ini, terkadang para Shahabat juga bisa melihatnya.

4.      Wahyu datang menyerupai bunyi gemerincing lonceng. Tingkatan ini merupakan wahyu yang paling berat dan malaikat tidak terlihat oleh pandangan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam, hingga dahi beliau berkerut berkeringat meski udara sangat dingin, dan hingga hewan tunggangan beliau menderum ke tanah jika beliau sedang menaikinya. Wahyu seperti ini pernah datang ketika paha beliau berada di atas Zaid bin Tsabit, dan Zaid kemudian merasa keberatan dan hampir saja tidak kuat menyangga beliau.

5.      Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bisa melihat malaikat dalam rupa aslinya, yang kemudian menyampaikan wahyu pada beliau. Wahyu seperti ini pernah datang dua kali, sebagaimana yang disampaikan oleh ALLAH pada Suroh An-Najm.

6.      Wahyu disampaikan oleh ALLAH di atas lapisan-lapisan langit pada malam Mi’raj, berisi kewajiban sholat dan lain-lainnya.

7.      ALLAH berfirman secara langsung kepada Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam tanpa perantara, seperti halnya ALLAH berfirman kepada Musa ‘alaihissalam. Wahyu semacam ini pasti berlaku bagi Musa ‘alaihissalam berdasarkan Al-Quran dan menurut penuturan beliau dalam hadits tentang Isra’.

8.      ALLAH berfirman secara langsung di hadapan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam tanpa tabir apapun. Namun, hal ini dipertentangkan oleh ulama salaf dan khalaf. Tingkatan ini merupakan pendapat yang tidak kuat.


Sumber:
Buku Ar-Rohiqul Makhtum, Bahtsun fis-Siroh an-Nabawiyah ala Shohibina Afdholish Sholati was-Salam (Siroh Nabawiyah), karya Syaikh Shofiyyurrohman al-Mubarokfuri, 2013.

PS:

Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar