Rabu, 29 Mei 2013

RASULULLAH SHOLLALLÔHU ‘ALAIHI WASALLAM DALAM KITAB TAURAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Imam Ibnu al-Qayyim pernah mengemukakan tentang adanya beberapa teks Taurat yang beredar pada masa hidupnya (sekitar 751 Hijrah), yang disembunyikan dari kitab-kitab suci mereka yang sekarang. Beliau menyebutkan bahwa ALLAH berfirman:

Akan AKU datangkan kepada Bani Israel seorang nabi dari saudaramu yang seperti kamu, yang AKU jadikan firman-KU pada mulutnya. Ia mengatakan kepada mereka apa yang AKU perintahkan kepadanya, dan barangsiapa tidak mau menerima perkataan nabi yang mengatasnamakan diri-KU itu, niscaya AKU akan menyiksanya berikut anak keturunannya.

Oleh karena nas ini beredar di tangan orang-orang Yahudi Jazirah Arab dan para pendahulu mereka hingga akhir abad 9 Hijrah, Imam Ibnu al-Qayyim pun berusaha keras menganalisis mengapa kaum Yahudi menolak ayat tersebut dan kemudian mengubah makna-maknanya. Beliau mengatakan:

“Nas ini tidak mungkin ditolak atau diingkari oleh siapapun di antara mereka (orang-orang Yahudi). Akan tetapi, di kalangan Ahlul al-Kitab terdapat empat cara menafsirkannya. Salah satunya membawa kemungkinan artinya pada al-Masih. Inilah metode orang-orang Nashrani. Sementara itu, orang-orang Yahudi mempunyai tiga metode.
Pertama, dalam nas itu dilakukan pembuangan tanda tanya yang – bila diperkirakan – akan berbunyi: ‘Akankah AKU akan datangkan kepada Bani Israel seorang nabi dari saudara-saudaramu.’ Dengan demikian, pengertiannya akan menjadi: ‘Tidak mungkin AKU lakukan hal itu.’ Dengan demikian, kalimat tersebut merupakan kalimat tanya yang mengandung makna penolakan (istifhām inkāri), yang tanda tanyanya dibuang dari kalimat tersebut.
Ke dua, kalimat itu merupakan informasi dan janji, tapi yang dimaksud dengan nabi di situ adalah Samuel yang juga seorang nabi dari kalangan Bani Israel. Nubuat disampaikan dengan kalimat, ‘Seorang nabi dari saudara-saudaramu’, yakni dari kaum mereka sendiri.
Ke tiga, yang dimaksud dengan nabi di situ adalah seorang nabi yang diutus ALLAH di Akhir Zaman, yang akan menegakkan kerajaan Yahudi dan membuat martabat mereka terangkat, yang hingga kini masih mereka tunggu-tunggu kedatangannya.”

Sementra itu, kaum Muslim berpendapat bahwa nabi dalam nas tersebut adalah seorang nabi yang berasal dari Arab, Muhammad bin Abdullah, dan tidak mungkin nabi yang lain. Alasan logisnya, dalam nas tersebut disebutkan bahwa ia adalah seorang nabi dari saudara-saudara Bani Israel, dan bukan dari kalangan Bani Israel. Dan tidak mungkin juga Isa ‘alaihissalam, atau al-Masih, karena beliau termasuk Bani Israel. Jika yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah al-Masih, maka kalimatnya akan berbunyi, “Akan Kudatangkan seorang nabi dari kalangan kalian sendiri”, seperti firman ALLAH dalam Al-Quran berikut ini:

Sesungguhnya ALLAH telah memberi karunia kepada orang-orang Mukmin ketika DIA mengutus seorang rasul dari golongan mereka sendiri ……… [Ali Imran: 164]

Lantas, apa yang dimaksud dengan “saudara-saudara Bani Israel”? Jawabannya, tak lain dan tak bukan adalah Bani Ismail. Israel adalah nama lain Nabi Ya’qub ‘alaihissalam (cucu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam). Nama ini kemudian mereka jadikan nisbat untuk keturunannya. Dan Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam adalah keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam. Sangat tidak masuk akal dalam bahasa umat manapun bila dikatakan bahwa saudara-saudara Bani Israel adalah Bani Israel itu sendiri, seperti halnya kalimat “saudara-saudara Zaid”, yang tentunya Zaid tidak termasuk di dalamnya.

Dalam nas itu juga disebutkan bahwa ia adalah “seorang nabi yang sepertimu”, yang berarti nabi yang memiliki syariat universal seperti Nabi Musa ‘alaihissalam. Nabi tersebut bukanlah Samuel ‘alaihissalam, karena Nabi Samuel ‘alaihissalam berasal dari Bani Israel. Samuel ‘alahissalam juga tidak seperti Musa ‘alaihissalam karena Taurat memang tidak pernah menyebutkan bahwa ALLAH pernah mengutus nabi yang seperti Nabi Musa ‘alaihissalam. Nabi tersebutpun bukanlah Yusa ‘alaihissalam, karena beliau hidup di zaman Nabi Musa ‘alaihissalam. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa nabi yang akan diutus adalah nabi sesudah Musa ‘alaihissalam. Nabi Harun ‘alaihissalam juga bukanlah nabi tersebut. Apalagi, beliau wafat sebelum Nabi Musa ‘alaihissalam. ALLAH mengangkat Harun ‘alaihissalam sebagai nabi semasa hidup Nabi Musa ‘alaihissalam (Harun ‘alaihissalam adalah adik Musa ‘alaihissalam).

Dalam ayat tersebut juga disebutkan bahwa kepada nabi tersebut diturunkan Kitab Suci yang sampai kepada manusia melalui mulutnya. Hal ini jelas tidak mungkin diartikan sebagai nabi lain sesudah Nabi Musa ‘alaihissalam selain Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam. Dan hal ini jugalah yang merupakan salah satu tanda kenabian beliau seperti yang diberitahukan oleh nabi-nabi terdahulu. ALLAH berfirman:

Dan sesungguhnya ia (firman ALLAH itu) benar-benar diturunkan dari sisi Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ruh al-Amin (Malaikat Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu termasuk orang-orang yang memberi peringatan, dengan Bahasa Arab yang jelas. Dan sesungguhnya ia (firman ALLAH itu) benar-benar tersebut dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? [Asy-Syu’arā: 192-197]

Kaum Nashrani berpendapat bahwa Isa adalah tuhan yang harus disembah sehingga ia terlalu mulia untuk dimasukkan sebagai kalangan “saudara-saudara Bani Israel”, sehingga nabi dalam nas tersebut pastilah al-Masih. Namun, kalau mereka memang menganggap bahwa Isa adalah tuhan, tentu saja hal ini menjadi kontradiktif. Dalam nas tersebut disebutkan bahwa nabi tersebut adalah utusan ALLAH, yakni seorang makhluk yang diutus ALLAH dan berasal dari kalangan manusia dari saudara Bani Israel. Dengan demikian, yang diyakini orang Nashrani (bahwa nabi tersebut adalah Isa) tidak masuk di akal.

Ayat yang dikutip oleh Imam Ibnu al-Qayyim itu sudah tidak ditemukan lagi dalam Taurat yang sekarang.


Wallāhu a’lam.



Sumber:
Buku “Menyongsong Imam Mahdi: Sang Penakluk Dajjal”, 2009 (cetakan IV), karya Muhammad Isa Dawud

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar