بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Ada dua pendapat umum mengenai surga yang dulu ditinggali Nabi Adam ‘alaihissalam:
surga di langit, dan surga di Bumi.
Pendapat pertama: Surga yang dulu ditinggali Nabi Adam ‘alaihissalam
berada di langit
Jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang ditinggali Nabi Adam ‘alaihissalam
adalah surga di langit, yaitu Surga Ma’wa, surga keabadian.
Nabi Musa ‘alaihissalam pernah bertanya pada Nabi Adam ‘alaihissalam,
“Apa yang membuatmu mengeluarkan dirimu sendiri dan kami semua dari surga?”
Imam Muslim meriwayatkan, dari Malik Al-Asyja’i, dari Abu Hazim Salamah
bin Dinar, dan diriwayatkan pula dari Abu Hurairah dan Abu Malik, dari Rib’i,
dari Hudzaifah, mereka berkata bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Hari itu Allah akan mengumpulkan seluruh manusia. Kemudian
orang-orang yang beriman berdiri ketika surga sudah semakin menjauh dari
mereka, lalu mereka datang pada Nabi Adam dan berkata, ‘Wahai bapak kami,
mintalah agar pintu surga dibukakan untuk kami.’ Lalu Nabi Adam berkata,
‘Apakah kalian dikeluarkan dari surga hanya karena kesalahan bapak kalian
saja?’”
Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa surga yang dimaksud adalah
Surga Ma’wa.
Pendapat ke dua: Surga yang dulu ditinggali Nabi Adam ‘alaihissalam
berada di Bumi
Surga yang ditinggali Nabi Adam ‘alaihissalam bukanlah surga keabadian,
karena di sana ia masih mendapat pelarangan, yaitu untuk tidak mendekati pohon terlarang. Bahkan iblis pun bisa masuk. Hal ini menunjukkan bahwa surga yang
dimaksud bukanlah Surga Ma’wa.
Penafsiran ini disampaikan oleh Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Abbas, Wahab
bin Munabbih, Sufyan bin Uyainah, Al-Qadhi Mundzir bin Said Al-Baluthi, Imam
Abu Hanifah dan murid-muridnya, dan beberapa ulama lainnya. Pendapat inipun
secara tegas ada dalam Kitab Taurat yang ada di tangan ahlul alkitab sekarang.
Namun, pendapat ke dua ini pun terbagi menjadi dua lagi. Pertama, surga
Bumi tersebut terletak di langit (langit Bumi), sebab ketika Nabi Adam ‘alaihissalam
dan Hawa dikeluarkan dari surga, mereka diperintahkan untuk “turun”. Pendapat
ini disampaikan oleh Hasan. Pendapat ke dua adalah surga Bumi tersebut terletak
di muka Bumi, sebab mereka berdua masih diberi pembebanan untuk tidak mendekati
pohon terlarang. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Jubair.
Hal lain yang mendukung letak surga di Bumi ini adalah sebuah riwayat
dari Abdullah bin Ahmad dalam kitab “Az-Ziyadat”, dari Hasan Basri, dari Utai,
dari Ubay bin Kaab, ia berkata, “Ketika Nabi Adam ‘alaihissalam tengah
menghadapi saat-saat terakhirnya, ia mengungkapkan pada anak-anaknya bahwa ia
ingin sekali merasakan buah anggur dari surga untuk terakhir kalinya.
Anak-anaknya pun mencarinya. Dalam perjalanan, ada beberapa malaikat yang
menyapa mereka, ‘Wahai anak-anak Adam, hendak kemanakah kalian?’ Mereka
menjawab, ‘Ayah kami sangat menginginkan buah anggur dari surga.’ Para malaikat
berkata, ‘Kembalilah kalian, kami akan mendapatkannya untuk kalian.’ Setelah
Nabi Adam memakan buah itu, ia pun wafat.
…………”
Para ulama tadi melanjutkan, “Kalau saja untuk mendapatkan buah anggur
yang terletak di dalam surga yang dulu ditempati Nabi Adam itu tidak mungkin
dicapai, maka tidak mungkin anak-anak Adam akan mencarinya. Hal itu menunjukkan
bahwa surga tersebut berada di Bumi, bukan di langit.”
Wallahua’lam. Allah Maha Tahu atas segala sesuatu.
Thanks for reading ^_^
Sumber:
buku Qashash
Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
PS:
Silakan kalau mau copy-paste,
namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back
ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar