Sabtu, 30 Juni 2012

SEKILAS KISAH NABI JIRJIS ‘ALAIHISSALAM


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Pada zaman dahulu ada seorang raja zhalim penyembah berhala, bernama Darriyan. Seluruh rakyatnya diperintahkan untuk menyembah patung-patung miliknya. Rakyat yang tidak patuh akan dilemparkan ke dalam api besar. Sudah banyak rakyat yang menjadi korban kekejamannya.

Allah subhaanahu wata’aala kemudian mengutus utusannya pada negeri tempat raja zhalim ini. Nabi yang diutus Allah adalah Jirjis bin Qulthin. Beliau diutus untuk menghancurkan angkara murka yang dilakukan Darriyan.

Suatu ketika Nabi Jirjis ‘alaihissalam bertemu dengan Darriyan. Nabi Jirjis ‘alaihissalam berkata dengan tenang, “Mengapa kamu tunduk menyembah berhala yang tidak dapat mendengar, melihat dan tidak dapat memberi kekayaan kepadamu?”
Darriyan menjawab, “Sesungguhnya harta dan tahta kerajaan, serta seluruh nikmat kemegahan ini kuperoleh sejak aku menyembah berhala-berhala itu. Dan aku tidak melihat kesenangan pada dirimu sebagai hasil penyembahanmu pada Tuhan yang engkau agung-agungkan itu.”
Nabi Jirjis ‘alaihissalam membalas, “Sesungguhnya segala kenikmatan dan kesenangan duniawi akan sirna. Sedangkan nikmat akhirat yang Allah anugerahkan padaku akan langgeng.”

Setelah itu, mereka berdua berdebat makin sengit. Karena makin terdesak, emosi Darriyan bangkit. Saking murkanya pada Nabi Jirjis ‘alaihissalam, Darriyan memerintahkan pengawalnya untuk menyiksa beliau. Utusan Allah tersebut kemudian disiram dengan air mendidih yang dicampuri dedaunan sehingga kulitnya melepuh. Daging beliau kemudian diiris-iris sehingga tulangnya terlihat. Nabi Jirjis ‘alaihissalam pun wafat.

Namun, dengan kekuasaan Allah, Nabi Jirjis ‘alaihissalam bangkit kembali dengan rupa yang lebih menawan dibanding sebelumnya.

Melihat kejadian aneh ini, Darriyan kemudian memerintahkan pengawalnya untuk membawa enam pasak besi. Dua kaki Nabi Jirjis ‘alaihissalam diikat dan direntangkan, lalu keenam pasak tersebut ditancapkan pada tubuh beliau. Nabi Jirjis ‘alaihissalam pun wafat kembali dengan mengenaskan. Namun, Allah kemudian mengutus malaikat Jibril untuk mencabuti pasak tersebut. Nabi Jirjis ‘alaihissalam pun hidup kembali.

“Wahai yang zhalim, katakanlah tidak ada Tuhan selain Allah!” teriak Nabi Jirjis ‘alaihissalam pada Darriyan.

Darriyan semakin murka. Ia memerintahkan pengawalnya untuk melemparkan Nabi Jirjis ‘alaihissalam ke belanga besar dengan air bergolak. Nabi Jirjis ‘alaihissalam direbus dalam belanga tersebut. Lagi, Nabi Jirjis ‘alaihissalam wafat. Namun dengan izin Allah, beliau hidup kembali.

Sang raja zhalim Darriyan kemudian terus menerus menyiksa Nabi Jirjis ‘alaihissalam dengan siksaan yang beragam hingga 70 kali, bahkan menurut sebagian kitab hingga 100 kali. Namun setiap beliau wafat, beliau dihidupkan kembali oleh Allah subhaanahu wata’aala.

Setelah kewalahan dan kehabisan akal, Darriyan merayu, “Jirjis, jika kau menaatiku, aku akan menaatimu. Sembahlah berhalaku sekali saja, dan aku akan menyembah Tuhanmu. Bagaimana?”

Nabi Jirjis ‘alaihissalam lama tidak menyahut, sampai-sampai ada seorang lelaki yang menyangka sang nabi akan menerima tawaran itu.

Darriyan menyambung, “Aku telah berkali-kali menyiksamu dengan berbagai siksaan. Sekarang marilah ke rumah untuk menghilangkan keletihanmu malam ini.”

Nabi Jirjis ‘alaihissalam kemudian mengikuti Darriyan menuju rumah, namun bukan untuk menerima tawaran tadi, melainkan untuk mencari cara mengislamkan raja zhalim tersebut.

Di rumah Darriyan, Nabi Jirjis ‘alaihissalam semalam suntuk menunaikan shalat dan membaca Kitab Zabur. Bacaannya malam itu meresap ke hati sang permaisuri. Istri Darriyan itu menangis, kemudian secara diam-diam menyatakan masuk Islam.

Pagi harinya, Darriyan sekali lagi menyuruh Nabi Jirjis ‘alaihissalam sujud pada berhalanya. Namun beliau menolak keras. Akhirnya beliau dibawa ke sebuah gubuk milik seorang nenek pikun yang tinggal bersama putranya yang buta, tuli, dan bisu. Di gubuk itulah beliau dipenjara tanpa diberi makan dan minum.

Suatu hari, ketika merasa lapar, Nabi Jirjis ‘alaihissalam berdoa pada Allah. Dengan izin Allah, tiba-tiba sebatang kayu tiang rumah tumbuh, menghijau, dan berbuah. Menyaksikan hal yang menakjubkan tersebut, sang nenek memohon kepada Nabi Jirjis ‘alaihissalam untuk berdoa pada Allah supaya menyembuhkan putranya. Sang nabi pun memenuhi permintaan tersebut. Putra sang nenek tersebut kemudian sembuh dan memeluk Islam.

Nabi Jirjis ‘alaihissalam berkata, “Nak, pergilah ke tempat-tempat berhala raja. Sampaikan pada mereka bahwa Jirjis mengundang mereka.”

Sang anak berangkat. Setelah sampai, ia menyampaikan undangan Nabi Jirjis ‘alaihissalam pada 70 berhala tersebut. Dengan izin Allah, patung-patung itu mencabut diri dari tempatnya dan berjalan menuju tempat Nabi Jirjis ‘alaihissalam. Setelah patung-patung itu tiba di halaman rumah, Nabi Jirjis ‘alaihissalam memberi isyarat kepada Bumi dengan menjejakkan kakinya. Bumi kemudian terbelah menelan semua berhala Darriyan.

Sang permaisuri yang menyaksikan kejadian luar biasa tersebut kemudian tampil di panggung istana dan berkata, “Wahai penduduk negeriku, sayangilah jiwa kalian. Segeralah kalian masuk Islam. Percayalah, Jirjis adalah seorang nabi yang diutus Tuhan untuk kita.”

Sang raja menjadi murka dan menatap istrinya, “Sungguh, sejak 70 tahun aku menyaksikan banyak sekali mukjizat atau keajaiban, tapi aku tidak pernah masuk Islam. Namun mengapa engkau masuk Islam hanya karena melihat satu mukjizat saja, wahai istriku?”
Sang permaisuri menjawab, “Yang demikian itu semata-mata karena kedurjanaan dan kezhalimanmu belaka. Itulah kemalanganmu. Sedangkan bagiku, ini adalah keberuntunganku.”

Sang permaisuri kemudian dibunuh oleh Darriyan dengan sangat kejam.

Menyaksikan kejadian itu, Nabi Jirjis ‘alaihissalam berdoa, “Ya Allah, 70 tahun hamba menanggung siksaan kaum kafir, sehingga hamba kehilangan daya. Maka anugerahilah hamba mati syahid.”

Seusai berdoa, Nabi Jirjis ‘alaihissalam melihat nyala api turun dari langit kepada para pengikut raja. Bersamaan dengan itu, orang-orang kafir itu mengangkat pedang membunuh beliau. Namun, tak lama kemudian mereka pun, termasuk Darriyan, mati ditelan api.


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
Majalah “Misteri” edisi 318, halaman 28 [yang disarikan dari kitab As-Sab’iyat fi Mawazh al-Bariyat]


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

Jumat, 29 Juni 2012

BALASAN PEMBUNUHAN HUSAIN BIN ALI BIN ABI THALIB


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, yang mati dibunuh oleh para musuhnya di Padang Karbala. Semua orang yang ikut andil membunuh beliau mendapat hukuman dari Allah subhaanahu wata’aala, baik di dunia maupun di akhirat. Ada yang dibutakan matanya, ada yang mukanya menjadi hitam, ada yang terbunuh, dan ada yang tiba-tiba kehilangan kekuasaannya, dan lain-lain.

Abdullah bin Husain merupakan orang yang mendapat siksaan berupa haus yang sangat menyiksa. Ketika Imam Husain hendak mengambil air minum di Sungai Eufrat, Abdullah bin Husain mencegahnya sambil berkata, “Hai Husain, tidakkah kamu lihat air yang sejernih ini? Demi Allah, kamu tidak akan dapat meminum airnya sampai mati kehausan.”

Mendengar hal itu, Imam Husain berdoa, “Ya Allah, matikan ia dalam keadaan kehausan.”

Saat menghadapi sakaratul maut, Abdullah bin Husain merasakan dahaga yang tiada tara. Sekian banyak air yang dimasukkan ke perutnya tidak ada artinya sama sekali. Akhirnya dia mati dalam keadaan kehausan.

Wazaghah juga disiksa oleh rasa haus selama hidupnya. Anehnya, dia merasa panas di bagian perut tapi merasa dingin di bagian punggung. Dia selalu duduk dikelilingi kipas, serta bara api. Setiap saat dia selalu berteriak, “Berikan aku minum!” Pada akhirnya perut Wazaghah membesar seperti perut unta, dan rasa hausnya tidak kunjung hilang.

Seorang tua yang ikut dalam pembunuhan Husain mengatakan, “Setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan Husain bin Ali, semuanya mati terkena musibah. Aku juga ikut dalam pembunuhan tersebut, namun selamat.”

Setelah berkata demikian, orang tua tersebut bangkit untuk memperbaiki lampu minyaknya. Tiba-tiba api lampu itu berkobar dan menyambar tubuhnya. Dia mati dalam kondisi mengerikan.

Orang yang menggantungkan kepala Imam Husain di pelana kudanya mendapatkan hukuman yang lain lagi. Setelah beberapa hari, wajah orang tersebut berubah menjadi hitam pekat seperti aspal.

Seseorang bertanya pada orang tersebut, “Apakah yang menyebabkan wajah Anda menjadi hitam? Padahala dulu Anda termasuk lelaki tampan.”
Orang itu menjawab, “Waktu aku menggantungkan kepala Husain di belakang pelana kudaku, malam harinya aku didatangi dua sosok manusia. Mereka menyeret lenganku sampai tepi jurang yang penuh dengan api. Keduanya mendorongku ke dalam kobaran api itu hingga wajahku jadi berubah seperti ini.”

Tidak berapa lama, dia mati dalam kondisi sangat mengerikan.


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
Majalah “Misteri” edisi 424, halaman 107 [yang disarikan dari kitab Jami Karamatul Auliya’, karya Al-Allama Syekh Yusuf bin Ismail Nabhani]


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

Kamis, 28 Juni 2012

TANDA-TANDA RUMAH YANG DIHUNI JIN


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

1.   Pada malam hari, rumah tersebut terlihat mencekam dan menakutkan, dan suasana di dalamnya terasa lain.

2.   Sering terdengar suara-suara aneh di halaman rumah, seperti suara hewan yang tidak lazim.

3.   Para penghuninya sering bertengkar, gelisah dan beremosi sangat tinggi.

4.   Setiap menjelang pagi, pohon-pohon yang tumbuh di sekitar rumah akan bergoyang hebat dan tidak wajar.

5.   Di kamar mandi sering tercium bau busuk yang tidak berasal dari kotoran manusia ataupun air kencing. Baunya lebih mirip bau comberan.

6.   Anak kecil sering menangis dan menjerit histeris seperti melihat sesuatu yang menakutkan, terutama pada sore dan menjelang pagi.

7.   Penghuni rumah sering merasa tidak betah dan beranggapan bahwa itu bukan rumah mereka.

8.   Bila penghuni rumah memelihara anjing, anjing tersebut sering melolong tengah malam. Anjing bersuara perlahan sambil kepalanya sesekali menunduk dan bulu-bulunya berdiri pada malam hari.

9.   Bayi dihinggapi kupu-kupu pada malam Jumat kliwon.


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
Majalah “Misteri” edisi 424, halaman 121


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

7 HADITS [4]


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Tawakal
Pada suatu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam didatangi oleh salah seorang sahabatnya yang mengendarai seekor unta. Waktu itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya: “Apakah kamu datang ke sini dengan mengendarai unta?”
“Betul wahai Rasulullah,” jawabnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: “Apakah untamu sudah kamu tambatkan?”
Ia menjawab, “Belum, wahai Rasulullah, karena aku bertawakal pada Allah.”
Selanjutnya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seharusnya kamu tambatkan dulu untamu, kemudian bertawakallah kamu pada Allah swt.”

Suatu kaum di akhir zaman
Ahmad, Hakim, dan Thabrani dalam al-Kabir dengan sanad shahih meriwayatkan hadits dari Abu Umamah bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Di akhir zaman, ada orang-orang yang memiliki pecut seperti buntut sapi. Di pagi hari mereka berada dalam kebencian Allah, dan di sore hari mereka berada dalam kemurkaan Allah.

Dua golongan penghuni neraka
Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Muslim bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dua golongan penghuni neraka yang belum aku lihat adalah suatu kaum yang memiliki pecut seperti buntut sapi yang digunakan untuk memukul manusia; dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang condong dan mencondongkan, dan kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga, bahkan tidak dapat mencium baunya.

Lolongan anjing dan ringkikan keledai
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Apabila kamu mendengar lolongan anjing dan ringkik keledai di malam hari, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sebab mereka melihat sesuatu yang tidak kamu lihat. [HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Jabir]

Memanggil “kafir” ke sesama Muslim
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Lelaki mana saja yang berkata pada saudaranya, “Wahai orang kafir”, maka sungguh akan kembali ucapan tersebut kepada salah satu dari keduanya. [HR Bukhari dan Muwatha’]

“Poin” huruf dalam Al-Quran
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka ia memperoleh satu kebajikan. Dan satu kebajikan itu dibalas dengan sepuluh kali semisalnya. Aku tidak berkata ALIF-LAM-MIM sebagai satu huruf, melainkan ALIF satu huruf, LAM satu huruf dan MIM satu huruf. [HR Turmudzi]

Penyebab bayi menangis ketika dilahirkan
Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abdurrazzaq, dari Ma’mar, dari Zuhri, dari Ibnul Musayib, dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
Setiap anak yang terlahir akan berteriak menangis karena sentuhan setan saat ia dilahirkan. Anak itu akan berteriak menagis karena sentuhan tersebut. Namun lain halnya ketika Siti Maryam melahirkan anaknya.


Thanks for reading  ^_^

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

NAMA-NAMA BINTANG YANG BERSUJUD PADA NABI YUSUF ‘ALAIHISSALAM


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim, juga oleh Abu Ya’la dan Al-Bazzar, dari Hakam bin Zahir, dari As-Suddi, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Jabir, ia berkata:
Pada suatu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kedatangan seorang laki-laki Yahudi yang dikenal dengan nama Bustanah Al-Yahudi.

Ia berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang bintang-bintang yang bersujud kepada Yusuf di dalam mimpinya. Apa sajakah nama-nama bintang tersebut?”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam terdiam sejenak. Kemudian malaikat Jibril datang pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk memberitahukan nama-nama bintang tersebut.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kemudian menjawab, “Apakah kamu mau beriman jika aku memberitahumu nama-nama bintang tersebut?”
Bustanah menjawab, “Tentu saja.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata, “Bintang-bintang itu adalah Jurban, Thariq, Dziyal, Dzul Katfan, Qabis, Tsab, Amudan, Fulaiq, Mushbah, Dharuh, Dzul Fara, Dhiya, dan Nur.”
Bustanah kemudian berkata, “Benar sekali. Memang itulah nama-nama bintang tersebut.”

Namun, dalam riwayat tersebut terdapat Hakam bin Zahir. Riwayat ini hanya berasal dari Hakam bin Zahir, dan Hakam ini dikategorikan sebagai perawi yang lemah dan periwayatannya tidak diakui oleh para ulama. Wallaahu ‘alam.


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

Rabu, 27 Juni 2012

MUKJIZAT NABI ISA ‘ALAIHISSALAM: MENGETAHUI YANG TERSEMBUNYI


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Ibnu Lahi’ah meriwayatkan, dari Abdullah bin Hubairah, dari Abdullah bin Umar, ia berkata:

Ketika Isa masih kecil, ia kerap bermain dengan teman-teman sebayanya. Dan terkadang ia berkata pada salah satu temannya, “Maukah kamu jika aku beritahukan tentang apa yang disembunyikan ibumu darimu?”
Temannya menjawab, “Tentu saja.”
Isa berkata, “Ibumu menyimpan ini dan itu darimu.”

Temannya itu pun kemudian pulang dan menemui ibunya, lalu bertanya, “Wahai ibuku, berikanlah aku makanan yang kamu sembunyikan dariku.”
Ibunya menjawab, “Makanan apa yang aku sembunyikan darimu?”
Anak itu menjawab, “Makanan ini dan itu.”
Ibunya bertanya lagi, “Darimana kamu tahu ibu menyembunyikan makanan tersebut?”
Anak itu menjawab, “Aku diberitahukan oleh Isa bin Maryam.”

Setelah beberapa kali terjadi, para orang tua pun menyimpulkan, “Kalau kita biarkan anak-anak kita bermain dengan Isa, maka ia akan merusak anak-anak kita.”

Mereka pun mengumpulkan anak-anak mereka di dalam satu rumah dan mengunci mereka dari luar agar tidak bisa bermain dengan Isa. Isa pun mencari-cari teman yang biasa bermain dengannya, tapi ia tidak menemukan satu pun dari mereka.

Tiba-tiba ia mendengar suara berisik anak-anak dari sebuah rumah, ia pun bertanya pada para orang tua tentang suara tersebut, lalu mereka menjawab, “Di dalam rumah itu hanya ada kera dan babi.”
Lalu Isa berkata, “Semoga seperti itu adanya.”

Setelah diperiksa kembali, anak-anak itu semuanya telah berubah menjadi kera dan babi.
Wallahu a’lam.


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

KUDA BERSAYAP


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Nabi Sulaiman ‘alaihissalam memiliki banyak kuda yang berukuran besar. Ada yang mengatakan, jumlah kudanya mencapai 10000 hingga 20000 ekor. Bahkan, 20 di antaranya merupakan kuda yang memiliki sayap.

Abu Dawud meriwayatkan, dari Muhammad bin Auf, dari Said bin Abi Maryam, dari Yahya bin Ayub, dari Umarah bin Gaziyah, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah bin Abdirrahman, dari Aisyah radhiyallaahu anhu, bahwa:

Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kembali dari Perang Tabuk, atau Perang Khaibar, beliau melihat tirai yang menutupi rak milik Aisyah tertiup angin hingga sebagian tirainya memperlihatkan boneka mainan Aisyah yang ada di dalamnya.

Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata, “Apa ini wahai Aisyah?”
Aisyah menjawab, “Itu adalah bonekaku.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kemudian melihat boneka-boneka tersebut, dan di antaranya terdapat boneka kuda bersayap dari kertas/kulit/kain (yang waktu itu biasa dipakai untuk tulis menulis).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Lalu apa yang aku lihat di tengah ini?”
Aisyah menjawab, “Itu adalah seekor kuda.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Ini apa yang ada di punggungnya?”
Aisyah menjawab, “Itu adalah sayap-sayapnya.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya kembali, “Apakah ada kuda yang memiliki sayap?”
Aisyah menjawab, “Tidak pernahkah engkau mendengar bahwa Sulaiman memiliki kuda bersayap?”

Lalu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pun tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.

Kuda bersayap -ilustrasi-


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

JIKA ALLAH TIDUR


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Ibnu Abi Hatim ketika menafsirkan ayat kursi meriwayatkan, dari Ahmad bin Qasim bin Athiyah, dari Ahmad bin Abdirrahman Ad-Dasytaki, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Asy’ats bin Ishaq, dari Ja’far bin Abil Mugirah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Bani Israil pernah bertanya pada Nabi Musa ‘alaihissalam, “Wahai Musa, apakah Tuhanmu pernah tidur?”
Musa ‘alaihissalam menjawab, “Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah.”

Kemudian Allah berfirman, “Wahai Musa, mereka bertanya kepadamu apakah Tuhanmu pernah tidur. Untuk membuktikannya, ambillah dua gelas (di riwayat lain disebutkan botol) dan pegang dengan tanganmu, dan janganlah kamu tidur malam ini.”

Nabi Musa ‘alaihissalam kemudian melaksanakan perintah tersebut. Ketika telah berlalu sepertiga malam, Musa ‘alaihissalam mengantuk hingga kedua gelas yang dipegangnya tergeser ke lututnya. Beliau pun kaget dan membenarkan posisi gelas tersebut. Ketika malam telah semakin larut, Nabi Musa ‘alaihissalam terkantuk lagi, hingga ia menjatuhkan gelas yang dipegangnya sampai pecah.

Kemudian Allah berfirman, “Wahai Musa, seandainya Aku tertidur, maka akan terjatuh pula langit dan bumi seperti kamu menjatuhkan gelas, dan akan hancur seperti hancurnya gelas tersebut.”

Di akhir riwayat ini Ibnu Abbas berkata, “Kemudian Allah menurunkan ayat kursi kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.”


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

Sabtu, 23 Juni 2012

STATUS FACEBOOK YANG MERUSAK IBADAH


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Bisa dipastikan hampir semua pengguna facebook (facebooker) pernah menulis status pada status facebook-nya. Dan tidak sedikit di antara para facebooker tersebut yang terkadang menulis status tentang ibadah yang telah dilakukan. Beberapa contoh status seperti itu:

“Tahajud udah, dzikir udah, baca al-qur’an udah. Sekarang apa lagi ya?”

“Asslm. Road to juz 30. Alhamdulillah.”

Asslm. Bersiap lagi memenuhi undangan Allah. It's time to bebersih body n hati!”

“Udahan dulu ah fbnya. Mau ashar dulu.” [atau ada juga maghrib/isya dll]

“Bru selesai sholat isya... (harusnya sholat tahajjud, coz baru bngun tidr… hehehe)”

Asslm. Wuih, dingin bngt pas ngambil aer wudhu. Ketahanan tubuh mulai mnurun euy!”

“Shalat dulu ah,,,”
“Nungguin Adzan isya... #masihpakemukena..”
“Besok mau puasa. Enaknya tar saur makan apa ya?”
“Buka puasa nanti sama apa ya enaknya?”
“Baru aja saur nih.”
“Selamat berbuka puasa.” [yang ini mungkin tidak lazim kalau bukan dalam bulan Ramadhan, tapi mengindikasikan bahwa si penulis status kemungkinan besar berpuasa]

Ada juga yang suka menuliskan bahwa dia sudah makan ini dan makan itu untuk sahur. Mungkin saja memang, tidak ada niat untuk “pamer, tetapi status seperti itu akan terlihat seolah-olah dia ingin orang lain mengetahui bahwa dia sedang mengerjakan amal shaleh ini, amal shaleh itu, dan lain-lain.

Janganlah luasnya rahmat dan ampunan Allah menjadikan kita merasa aman dari siksa dan adzab-Nya. Janganlah kita merasa bahwa segala amalan yang kita kerjakan pasti diterima oleh-Nya. Siapakah yang bisa menjamin itu semua?

Allah Ta’aala berfirman dalam surat Al-Mu’minuun ayat 60:
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka.

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Maksudnya, orang-orang yang memberikan pemberian itu khawatir dan takut tidak diterima amalannya, karena mereka merasa telah meremehkan dalam mengerjakan syarat-syaratnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/234)

Aisyah radhiyallaahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang ayat di atas, dan beliau menjawab:
Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, bersedekah, shalat, dan mereka merasa khawatir tidak diterima amalannya.
[HR. Tirmidzi no. 3175, Ibnu Majah no. 4198, Ahmad 6/159, Al-Hakim 2/393, dihanaskan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 162]

Allah subhaanahu wata’aala dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah memberikan contoh tentang hangusnya (terhapusnya) amalan seorang hamba.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 266:
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.

Sudah selayaknya kita mengetahui apa saja penyebab yang dapat menghapuskan amal shaleh sehingga kita pun bisa menghindarinya. Penyebabnya bisa dibaca di sini.


Thanks for reading  ^_^

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

PENGHAPUS AMAL SHALEH


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

1. Syirik kepada Allah

Tidak diragukan lagi bahwa syirik akan menghapuskan seluruh amal shaleh. Dalam surat Az-Zumar ayat 65, Allah subhaanahu wata’aala berfirman:
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Aisyah radhiyallaahu anhu suatu hari pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam tentang Abdullah bin Judan yang mati dalam keadaan syirik pada masa Jahiliyah. Namun, dia adalah orang yang baik, suka memberi makan, suka menolong orang yang teraniaya dan punya kebaikan yang banyak. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab:
Semua amalan itu tidak memberinya manfaat sedikitpun, karena dia tidak pernah mengatakan, Wahai Rabbku, berilah ampunan atas kesalahan-kesalahanku pada Hari Kiamat kelak.” [HR Muslim]


2. Riya’

Allah berfirman dalam hadits qudsi:
Aku paling kaya, tidak butuh tandingan dan sekutu. Barangsiapa beramal menyekutukan-Ku kepada yang lain, maka Aku tinggalkan amalannya dan tandingannya. [HR Muslim]

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan kepada kalian adalah syirik kecil.
Para sahabat kemudian bertanya, “Apa yang dimaksud dengan syirik kecil?”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Yaitu riya.
[HR. Ahmad 5/428, Baihaqi no. 6831, Baghawi dalam Syarhus Sunnah 4/201, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 951, Shahih Targhib 1/120]

Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah mengatakan:
Ketahuilah bahwasanya amalan yang ditujukan kepada selain Allah bermacam-macam. Ada kalanya murni dipenuhi dengan riya, tidaklah yang ia niatkan kecuali mencari perhatian orang demi meraih tujuan-tujuan duniawi, sebagaimana halnya orang-orang munafik di dalam shalat mereka. Allah Taaala berfirman, “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ di hadapan manusia. [An-Nisaa’ : 142). Sesungguhnya ikhlas dalam ibadah sangat mulia. Amalan yang dipenuhi riya’ – tidak  diragukan lagi bagi seorang muslim sia-sia belaka, tidak bernilai, dan pelakunya berhak mendapat murka dan balasan dari Allah Ta’aala. Ada kalanya pula amalan itu ditujukan kepada Allah akan tetapi terkotori oleh riya’. [Taisir Aziz Hamid hal. 467]

Contoh: Seseorang sedang melaksanakan puasa sunnah dengan niat semata-mata karena Allah. Tapi kemudian dia berkata agar diketahui oleh orang lain bahwa dia sedang berpuasa: “Enaknya buka puasa pakai apa ya?” Atau, ia menulis di status FB-nya bahwa ia telah melakukan amal shaleh agar diketahui orang banyak (meskipun mungkin memang tidak ada niat seperti itu, tapi status facebook bisa dilihat oleh banyak orang). Maka hanguslah amalnya.


3. Menerjang apa yang diharamkan Allah ketika sedang sendirian

Orang yang tetap nekat menerjang apa yang diharamkan Allah ketika sedang sendirian, akan terhapus amalnya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh akan datang sekelompok kaum dari umatku pada hari kiamat dengan membawa kebaikan yang banyak semisal gunung yang amat besar. Allah menjadikan kebaikan mereka bagaikan debu yang bertebaran.”
Tsauban radhiyallaahu anhu bertanya, “Terangkanlah sifat mereka kepada kami wahai Rasulullah, agar kami tidak seperti mereka.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka masih saudara kalian, dari jenis kalian, dan mereka mengambil bagian mereka di waktu malam sebagaimana kalian juga, hanya saja mereka apabila menyendiri menerjang keharaman Allah.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 4245, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 505]


4. Menyebut-nyebut amalan shaleh sendiri

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak dilihat oleh Allah pada Hari Kiamat, tidak disucikan-Nya, dan baginya adzab yang pedih.”
Para sahabat bertanya, “Terangkan sifat mereka kepada kami wahai Rasulullah, alangkah meruginya mereka.”
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mereka adalah orang yang menjulurkan pakaiannya, orang yang suka menyebut-nyebut pemberian, dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” [HR Muslim no. 106]


5. Mendahului Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam perintahnya

Maksudnya adalah, janganlah seorang muslim melakukan amalan yang tidak diperintahkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, sebab hal itu termasuk perbuatan lancang terhadap beliau. Sebab syarat diterimanya amal adalah yang sesuai dengan petunjuknya, yaitu ada contohnya dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Allah Ta’aala berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 1:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
Waspadalah anda dari ditolaknya amalan pada awal kali hanya karena menyelisihinya, engkau akan disiksa dengan berbaliknya hati ketika akan mati. Sebagaimana Allah berfirman, “Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” [Al-An’am : 110]


6. Bersumpah atas nama Allah tanpa ilmu

Abu Hurairah radhiyallaahu anhu berkata:
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, orang ini telah mengucapkan perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya. [HR. Abu Dawud no. 4901, Ahmad 2/323, dishahihkan oleh Ahmad Muhammad`Syakir dalam Syarh Musnad no. 8275]

Dari Jundub radhiyallaahu anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Ada orang yang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Maka Allah berkata, “Siapa yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan, sungguh Aku telah mengampuninya dan Aku membatalkan amalanmu!” [HR Muslim no. 2621]


7. Membenci sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam

Allah Ta’aala berfirman dalam surat Muhammad ayat 9:
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.


8. Terluput mengerjakan shalat Ashar

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang terluput dari mengerjakan shalat ashar, maka terhapuslah seluruh pahala amalannya pada hari itu.” [HR Bukhari, An Nasaa’i dan Ibnu Majah]

Allah Ta’aala berfirman dalam Al-Baqarah ayat 238:
Peliharalah semua shalat, dan (peliharalah) shalat wustha (ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian malaikat yang menjaga kalian naik hingga Allah Ta’aala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), “Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?”
Para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat. [HR Al-Bukhari no. 555 dan Muslim no. 632]


Thanks for reading  ^_^

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

KETAMPANAN NABI YUSUF ‘ALAIHISSALAM & DOA NABI YUSUF ‘ALAIHISSALAM


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Ketampanan Nabi Yusuf ‘alaihissalam

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, dalam hadits tentang Isra Mi’raj:
Ketika aku bertemu Yusuf, ternyata ia memiliki separuh dari kerupawanan. [HR Muslim]

As-Suhaili dan ulama lain mengatakan, makna separuh kerupawanan pada hadits tersebut adalah separuh kerupawanan Nabi Adam ‘alaihissalam, karena Nabi Adam ‘alaihissalam telah diciptakan secara langsung oleh Allah subhaanahu wata’aala, sehingga tidak aneh bila Nabi Adam ‘alaihissalam memiliki kerupawanan yang luar biasa. Nabi Yusuf ‘alaihissalam memiliki separuh dari kerupawanan tersebut, dan tidak ada manusia lain yang menyaingi kerupawanan mereka. Begitu juga bagi kaum wanita, tidak ada seorang wanita pun yang dapat menyaingi kecantikan Siti Hawa, dan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Wajah Yusuf itu seperti kilauan sesuatu yang berkilat. Jika ada seorang wanita yang datang kepadanya untuk suatu keperluan, ia segera menutupi wajahnya agar wanita tersebut tidak terpana.”

Ulama lain mengatakan bahwa biasanya wajah Nabi Yusuf ‘alaihissalam memang ditutupi dengan ujung penutup kepala (seperti yang biasa dikenakan di kepala orang-orang Arab) agar wajahnya tidak terlihat orang lain, karena wanita manapun yang melihat wajahnya pasti akan terpikat.


Salah satu doa Nabi Yusuf ‘alaihissalam

Nabi Yusuf ‘alaihissalam pernah berdoa, “Allahumma ahyina muslimiin, wa tawaffana muslimiin.” Arti doa tersebut adalah “Ya Allah, jadikanlah hidup kami selalu dalam Islam, dan jadikanlah wafat kami dalam keadaan Islam.”

Namun, dalam syariat Islam tidak diperbolehkan memohon untuk mati. Ada dua kemungkinan mengapa Nabi Yusuf ‘alaihissalam berdoa demikian:

1.   Nabi Yusuf ‘alaihissalam tengah menghadapi saat-saat terakhirnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pun, menjelang wafatnya, pernah berdoa, “Allahumma fii ar-rafiiq al-a’laa” (Ya Allah, tempatkanlah aku bersama makhluk-makhluk-Mu yang berada di tempat tertinggi) sebanyak tiga kali.

2.   Nabi Yusuf ‘alaihissalam berdoa demikian karena pada masanya masih diperbolehkan dalam syariatnya. Ibnu Abbas pernah berkata, “Tidak ada seorang nabi pun sebelum Yusuf yang berdoa untuk diwafatkan.”

Nasab Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah Yusuf bin Ya’qub ‘alaihissalam bin Ishaq ‘alaihissalam bin Ibrahim ‘alaihissalam. Yusuf ‘alaihissalam adalah anak ke 11 dari 12 anak Nabi Ya’qub ‘alaihissalam.



Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


P.S.
Silakan kalau mau copy-paste, namun mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.

NAMA “TUHAN” PERTAMA; SETH; ARAB FUSHAH; MASJID PERTAMA


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Nama “tuhan” pertama

Nama “tuhan” pertama yang disembah oleh manusia selain Allah subhaanahu wata’aala adalah Wadd.

Allah berfirman:
Dan mereka (kaum Nuh yang kafir) berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr.” (Nuh: 23)

Ibnu Hatim meriwayatkan, dari Urwah bin Zubair, bahwa Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr sebenarnya merupakan anak-anak Nabi Adam ‘alaihissalam, dan Wadd adalah yang tertua dan yang paling berbakti di antara mereka semua. Mereka semua adalah muslim yang shaleh yang memiliki pengikut yang setia dan taat.

Ibnu Jarir meriwayatkan dalam kitab tafsirnya, dari Ibnu Humaid, dari Mihran, dari Sufyan, dari Musa, dari Muhammad bin Qais, bahwa setelah mereka meninggal dunia, para pengikutnya membuat patung-patung orang shaleh tersebut untuk mengingat keshalehan mereka supaya bisa lebih memberi semangat dalam beribadah. Namun seiring bergantinya generasi, patung-patung tersebut kemudian dijadikan sesembahan, dan ilmu tauhid pun berangsur ditinggalkan.


Seth

Diriwayatkan dari Abu Dzar, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bersabda:
Sesungguhnya Allah menurunkan 104 shahifah (lembaran suci, yakni selain empat Kitab Suci pada empat Rasul). Sebanyak 50 shahifah diberikan kepada Seth.

Seth adalah manusia yang diberi tanggung jawab kenabian setelah Nabi Adam ‘alaihissalam. Seth bermakna “karunia dari Allah”. Adam dan Hawa menamainya demikian karena mereka dikaruniai Seth setelah anak mereka, Habil, meninggal (dibunuh oleh Qabil).


Bahasa Arab fushah

Orang-orang Arab yang hidup sebelum zaman Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihissalam disebut Arab Aribah, di antaranya Kaum Ad, Tsamud, Jurhum, Thasm, Jadis, Amim, Madyan, Imlaq, Abil, Jasim, Qahtan, Abu Yaqtun, dll. Sedangkan yang terlahir dari Nabi Ismail ‘alaihissalam disebut Arab Musta’ribah.

Nabi Ismail ‘alaihissalam adalah orang pertama yang menggunakan bahasa Arab fushah. Beliau mengambil dasar bahasanya dari kaum Jurhum, kaum yang pernah ditemui ibundanya, Siti Hajar, di Tanah Haram. Namun, Nabi Ismail ‘alaihissalam mendapat petunjuk langsung dari Allah hingga bahasanya benar-benar fasih. Bahasa inilah yang kemudian juga digunakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Bahasa Arab fushah adalah bahasa Arab yang terdapat dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.


Masjid Pertama

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Sulaiman bin Mahran Al-A’masy, dari Ibrahim bin Yazid At-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Dzar, ia berkata:
Aku pernah bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali didirikan?”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Masjidil Haram.”

Masjidil Haram 
Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian setelah itu masjid apa?”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Masjid Baitul Maqdis.”
Aku bertanya lagi, “Berapa tahunkah keduanya berselang?”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “40 tahun.”
Aku bertanya lagi, “Kemudian setelah itu masjid apa lagi?”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Kemudian di manapun kamu memasuki waktu shalat, shalatlah, karena semua tempat adalah masjid (yakni tempat bersujud).”

Masjid Baitul Maqdis 
Menurut versi ahlul alkitab, orang yang mendirikan Masjidil Aqsa adalah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, yang mereka sebut dengan nama Masjid Elia, yaitu Masjid Baitul Maqdis.
Nabi Ya’qub ‘alaihissalam mendirikan Masjidil Aqsa setelah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Nabi Ismail ‘alaihissalam mendirikan Masjidil Haram.
[Nama lain Nabi Ya’qub ‘alaihissalam adalah Israel. Nama alias tersebut kemudian dijadikan nisbat untuk keturunannya, yaitu Bani Israil.]


Thanks for reading  ^_^

Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir


PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.