بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Imam Bukhari meriwayatkan, dari Muslim bin Ibrahim, dari Jarir bin Hazim,
dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam, bahwa selain Nabi Isa ‘alaihissalam bin Maryam, ada dua orang lagi
yang pernah berbicara ketika masih dalam buaian.
[1]
Dahulu ada seorang pria Bani Israil bernama Juraij. Pada saat ia
melaksanakan shalat, ia dipanggil ibunya. Juraij sempat bimbang apakah harus
menjawab atau harus meneruskan shalatnya. Ia memutuskan meneruskan shalatnya.
Karena panggilannya tidak dijawab, ibunya kemudian berdoa, “Ya Allah, janganlah
Engkau matikan dia sebelum dia melihat wajah wanita-wanita sundal.”
Suatu hari ketika Juraij di rumah ibadah, ia didatangi seorang wanita
yang “menawarkan” tubuhnya, dan Juraij menolaknya. Wanita tersebut kemudian
pergi menemui penggembala dan melakukan hubungan intim. Ketika akhirnya wanita
tersebut hamil dan melahirkan, ia melahirkan bayi laki-laki.
Wanita itu ditanya oleh masyarakat, “Siapakah bapak dari bayi ini?”
Wanita tersebut menjawab, “Ia adalah anak Juraij.”
Kemudian masyarakat mendatangi tempat ibadah Juraij dan menghancurkannya,
lalu Juraij diseret. Setelah itu Juraij mengambil wudhu dan melaksanakan
shalat. Ia bersama masyarakat mendatangi bayi tersebut dan bertanya, “Siapakah
bapakmu?”
Bayi itu kemudian menjawab, “Seorang penggembala yang bernama si fulan.”
Orang-orang pun merasa bersalah dan kemudian menawarkan membangun kembali
tempat ibadah Juraij dengan dilapisi emas. Namun Juraij menolaknya dan
menginginkan cukup dengan batu dari tanah liat saja.
[2]
Dahulu ada seorang wanita Bani Israil yang sedang menyusui anaknya.
Ketika wanita itu melihat ada seorang laki-laki mengendarai hewan tunggangannya
dan mengenakan pakaian yang memperlihatkan kewibawaannya, dia berdoa, “Ya
Allah, jadikanlah anakku seperti laki-laki itu.”
Namun tiba-tiba bayi yang sedang digendongnya berhenti menyusu
seolah-olah menolak doa tersebut. Kemudian wanita dia melihat ke arah laki-laki
tersebut dan berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti
laki-laki itu.” Bayi itu kemudian menyusu kembali.
Wanita itu kemudian melihat seorang budak wanita, ia pun berdoa, “Ya
Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu.” Bayinya kemudian berhenti
menyusu kembali. Sang ibu kemudian melihat ke arah budak tersebut dan berdoa,
“Ya Allah, jadikanlah anakku seperti wanita itu (dalam keshalehannya).”
Sang ibu kemudian bertanya pada anaknya, “Mengapa kamu melakukan hal-hal
tadi?”
Bayi tersebut kemudian menjawab, “Pengendara hewan tunggangan itu adalah
seorang penguasa yang zhalim, sedangkan budak wanita itu difitnah telah mencuri
dan berzina, padahal dia tidak melakukannya.”
Thanks for reading ^_^
Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002,
karya Ibnu Katsir
PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan
mohon sertakan link-back ke blog ini.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar