بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
[1]
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dari Ahmad bin Sinan, dari Abu Muawiyah,
dari Minhal bin Amru, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa sebelum
Allah mengangkat Nabi Isa ‘alaihissalam ke langit, Nabi Isa ‘alaihissalam
mengumpulkan para sahabatnya. Di dalam rumah itu terdapat 12 orang sahabat Nabi
Isa ‘alaihissalam; Petrus, Yakobus bin Zebedeus, Yohanes, Andreas, Filipus,
Bartolomeus, Matius, Tomas, Yokobus bin Alfeus, Tadeus, Simon, dan Yudas
Iskariot. Nabi Isa ‘alaihissalam kemudian keluar dari salah satu ruangan dengan
kepala masih basah hingga meneteskan air.
Ia berkata, “Sesungguhnya di antara kalian berdua belas, ada satu orang
yang kafir kepadaku padahal sebelumnya ia beriman. Siapakah di antara kalian
yang mau dimiripkan wajahnya denganku, dan menggantikan posisiku untuk dibunuh
oleh mereka, namun ia akan bersamaku nanti di surga?”
Lalu berdirilah salah seorang dari mereka yang paling muda.
Nabi Isa ‘alaihissalam kemudian berkata, “Duduklah.”
Kemudian Nabi Isa ‘alaihissalam bertanya kembali seperti tadi, dan
berdirilah seorang pemuda yang lain. Nabi Isa ‘alaihissalam pun menyuruhnya
duduk. Kemudian ia bertanya lagi, dan salah seorang pemuda yang lain kemudian
berdiri.
Pemuda tersebut berkata, “Akulah orangnya.”
Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Ya, memang kamulah orangnya.”
Kemudian pemuda tersebut dimiripkan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam,
dan setelah itu Nabi Isa ‘alaihissalam diangkat ke langit dari ventilasi rumah
itu.
Datanglah orang-orang Yahudi yang ingin membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam,
lalu mereka menangkap orang yang wajahnya sudah dimiripkan dengan wajah Nabi
Isa ‘alaihissalam, kemudian membunuh dan menyalibnya. Sebagian dari 12 sahabat
Nabi Isa ‘alaihissalam menjadi kafir. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama, disebut Ya’qubiah, yang berkata, “Selama ini tuhan
bersama kita, namun kemudian dia naik ke langit.”
Kelompok ke dua, disebut Nasthuriyah, yang berkata, “Selama ini anak
tuhan bersama kita, namun kemudian Allah mengangkatnya ke langit.”
Kelompok ke tiga mengatakan, “Selama ini kita bersama hamba Allah yang
diutus sebagai rasul, lalu Allah mengangkatnya ke langit.”
Dua kelompok awal tersebut kemudian memerangi kelompok ke tiga, dan
membunuh semua pengikutnya. Sejak itulah tidak ada lagi yang mengatakan bahwa
Nabi Isa ‘alaihissalam adalah hamba Allah dan rasul-Nya, hingga akhirnya Allah
mengutus Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.
[2]
Sebelum Nabi Isa ‘alaihissalam diangkat oleh Allah ke langit, ia sedang
bersama 12 sahabatnya di suatu rumah; Petrus, Yakobus bin Zebedeus, Yohanes,
Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yokobus bin Alfeus, Tadeus, Simon,
dan Yudas Iskariot. Nama terakhir inilah yang kemudian memberi petunjuk pada
orang-orang Yahudi tentang keberadaan Nabi Isa ‘alaihissalam.
Ibnu Ishaq mengatakan, “Di antara 12 orang itu, terdapat satu orang lagi
yang bernama Sargas, ia disembunyikan oleh orang-orang Nashrani. Orang inilah
yang kemudian wajahnya dimiripkan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam dan
disalib. Namun sebagian kaum Nashrani mengira bahwa yang disalib menggantikan
Al-Masih yang wajahnya telah dimiripkan dengan wajahnya adalah Yudas Iskariot.”
Adh-Dhahhak meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, bahwa sebelum Nabi Isa ‘alaihissalam
diangkat ke langit, ia menunjuk Simon sebagai penggantinya. Lalu orang-orang
Yahudi membunuh Yudas yang wajahnya telah dimiripkan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam.
[3]
Ahmad bin Marwan meriwayatkan, dari Muhammad bin al-Jahm, dari Al-Farra,
ketika menafsirkan firman Allah, “Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu
daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu
daya,” mengatakan:
Nabi Isa ‘alaihissalam sudah lama tidak bertemu bibinya, dan kemudian ia
memutuskan untuk menemuinya. Lalu datanglah seorang Yahudi ke rumah tersebut
tanpa sengaja. Ketika ia mengetahui bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam berada di
rumah tersebut, ia langsung memberitahu orang-orang Yahudi lain. Berkumpullah
orang-orang Yahudi di rumah tersebut, lalu mereka mengutus orang Yahudi yang
melaporkan keberadaan Nabi Isa ‘alaihissalam tadi untuk masuk ke rumah
tersebut.
Orang itu mendobrak pintu rumah dan masuk dengan pedang terhunus. Namun,
Allah menutup mata orang itu sehingga ia tidak dapat melihat Nabi Isa ‘alaihissalam.
Orang itu keluar dan memberitahu yang lain bahwa ia tidak menemukan Nabi Isa ‘alaihissalam.
Namun orang-orang Yahudi itu kemudian berkata, “Kamulah Isa”.
Ternyata wajah si pelapor tersebut telah diubah oleh Allah menjadi sama
dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Orang-orang Yahudi pun menangkapnya,
membunuhnya, dan menyalibnya.
Allah subhaanahu wata’aala berfirman: “Padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan Isa.” [An-Nisaa’:157]
[4]
Ibnu Jarir meriwayatkan, dari Ibnu Humaid, dari Ya’qub Al-Qummi, dari
Harun bin Antarah, dari Wahab bin Munabbih, ia mengatakan:
Nabi Isa ‘alaihissalam pergi ke sebuah rumah bersama 17 sahabatnya dari
kaum Hawariyyun, lalu orang-orang Yahudi mengepung mereka di rumah itu. Ketika
mereka berhasil memasukinya, Allah telah menyerupakan wajah sahabat-sahabat
Nabi Isa ‘alaihissalam dengan wajahnya.
Orang-orang Yahudi itu berkata, “Kalian telah menyihir kami. Kalau Isa
tidak mau menyerahkan diri, kalian semua akan kami bunuh.”
Lalu Nabi Isa ‘alaihissalam berkata pada para sahabatnya, “Siapakah di
antara kalian yang ingin menukarkan nyawanya dengan surga?”
Lalu salah seorang menunjuk jari, “Aku saja.”
Orang itu pun mengaku sebagai Nabi Isa ‘alaihissalam di hadapan
orang-orang Yahudi. Mereka kamudian menangkapnya, membunuhnya, dan menyalibnya.
Mereka mengira telah membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam yang asli, dan orang Nashrani
pun percaya bahwa yang dibunuh tersebut adalah Nabi Isa ‘alaihissalam. Padahal
pada hari itu Nabi Isa ‘alaihissalam diangkat oleh Allah ke langit.
Sumber:
buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002,
karya Ibnu Katsir
P.S.
Silakan kalau mau copy-paste, namun mohon sertakan link-back ke blog ini.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar