Bagian pertama
Tulisan ini diambil dari fan page “Yusuf Mansur Network” di facebook, yang diambil dari tulisan
wawancara Ustadz Ihsan Tandjung (bolejadikiamatsudahdekat.com)
Sejak diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi
nabi, Allah subhaanahu wata’aala sudah memvonis bahwa umat Nabi Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah umat akhir zaman. Pengertian akhir zaman
ini sudah sejak diutusnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang
merupakan nabi terkahir. Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi
menjadi lima masa. Pertama adalah masa kenabian yaitu saat Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam masih hidup. Kemudian masa Khulafaur Rasyidin,
dimulai dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Masa selanjutnya adalah masa raja-raja menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib
hingga runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Masa ke empat adalah masa maalikan jabariyan (penguasa diktator). Dan terakhir, masa kembalinya sistem
khilafah.
Saat ini kita hidup di masa yang mana?
Sekarang adalah masa penguasa diktator, dan
sedang gencar-gencarnya. Umat Islam sedang kalah. Namun itu sudah sunatullah, ada kalanya menang dan ada
kalanya kalah. Kita pun harus optimis bahwa akan tiba waktunya umat Islam
memperoleh kemenangan.
Apakah kelak penguasa diktator itu bisa
dikalahkan kaum muslimin?
Begitulah menurut hadits. Kita akan
berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun,
sampai-sampai pohon dan batu pun berbicara, “Hai kaum muslimin, di belakangku
ada Yahudi yang bersembunyi.” Yang tidak berbicara adalah pohon gharqad
(semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Dan jangan heran, sekarang pohon
ini banyak ditanam oleh orang-orang Yahudi untuk berlindung dari serangan kaum
muslimin.
Apakah yang dimaksud Yahudi ini adalah
khusus yang di Israel atau juga yang termasuk di negara-negara lain?
Yang pasti adalah Yahudi Israel. Kalaupun
kemudian Yahudi yang lain pindah ke Israel, ya wallaahu ‘alam. Dan Yahudi yang
pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh umat Islam.
Dalam sebuah hadits disebutkan, sebelum
akhir zaman tiba, umat Islam akan berdamai dengan bangsa Rum. Bangsa mana
bangsa Rum itu? Saya cenderung menafsirkannya bangsa Eropa. Alasannya bersifat
historis. Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat
(Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi ahlul al-kitab (Yahudi atau Nashrani).
Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada
perluasan akibat globalisasi. Timur tidak hanya Persia, tapi juga China, India,
dan yang lainnya. Mereka bukan berkategori ahlul
al-kitab, tapi disebut al-Adyaan
al-Ardhiyah atau agama-agama Bumi yang didominasi paganisme.
Apakah sekarang perdamaian itu sudah
berlangsung?
Sedang berjalan, meski semu. Kenapa? Karena
yang kini memimpin dunia bukanlah amiirul
mu’minin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi campur
aduk dengan kebatilan sehingga muncul kedzaliman dan ketidak-adilan. Perdamaian
yang sekarang lebih tepat diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak
berperang”. Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh bangsa Rum
terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.
Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin
berdamai dengan bangsa Rum, tapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi
umat Islam, yaitu Yahudi. Meski lebih tepatnya bukan dekat, melainkan bangsa
Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nashrani dan Yahudi sehingga disebut Judeo-Chistian civilization (peradaban
Yahudi-Nashrani).
Ada hadits yang menyatakan bahwa di akhir
zaman Irak akan diboikot oleh bangsa Rum. Dan hal ini sudah terjadi dan sedang
berjalan.
Apa yang akan terjadi setelah itu?
Agak sulit kalau mau dirangkai secara
kronologis. Namun di antara tanda-tanda menjelang batas akhir adalah tanda-tanda
kecil yaitu mengeringnya Sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah
sungai itu. Pasukan dari berbagai bangsa akan berduyun-duyun memperebutkan emas
tersebut. Tiap 100 manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum Muslimin ikut dalam
perebutan emas ini.
Apakah itu berupa serangan Amerika Serikat
dan sekutunya pada Irak?
Kalau itu bisa dianggap berebut minyak atau
emas hitam. Apakah kelak akan ditemukan emas dalam arti sebenarnya, bukan emas
hitam? Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki.
Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok
Imam Mahdi memang ada. Begitu juga dengan Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum
muncul, meskipun sistem Dajjal sudah bisa kita rasakan.
Bersambung ke bagian dua.
PS:
Silakan kalau mau copy-paste,
namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back
ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar