بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya Matahari, ketika terbit membawa tanduk setan. Ketika ia
naik, tanduknya dilepaskan. Ketika berada di tengah ufuk, tanduknya dikenakan
kembali. Ketika tergelincir, tanduk itu ditanggalkan, dan dikenakan kembali
ketika mendekati tenggelam. Ketika betul-betul tenggelam, tanduk itu
ditanggalkan. Karena itu, janganlah kalian shalat pada tiga waktu tersebut. [HR
Malik, Ahmad bin Hambal, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi]
Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di
antara dua tanduk setan pula. [HR Abu Dawud dan Muslim]
Janganlah kalian mendekatkan shalat kalian dengan waktu terbit dan
tenggelamnya Matahari. Sebab, ia terbit di antara dua tanduk setan, dan
tenggelam di antara dua tanduk setan pula. [HR Bukhari]
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian lahiriah dan hakiki dari
“dua tanduk setan” tersebut.
Ada yang mengatakan itu memang benar-benar tanduk setan. Maksudnya adalah
setan mengikuti Matahari. Setan menyertai terbit dan terbenamnya Matahari agar
para penyembah Matahari yang bersujud pada Matahari, sebenarnya bersujud pada
setan. Sehingga setan dan pendukung-pendukungnya merasa orang-orang kafir
tersebut bersujud padanya.
Pendapat lain adalah “tanduk” tersebut merupakan kiasan. Makna kiasan
“tanduk” tersebut adalah kehebatan, kesombongan, kekuasaan, dan kemampuan setan
dan pendukung-pendukungnya.
Thanks for reading ^_^
Sumber:
Buku “Dialog Dengan Jin Muslim: Pengalaman Spiritual”, 1997
(cetakan ke-12), karya Muhammad Isa Dawud
PS:
Silakan kalau mau copy-paste,
namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back
ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar