بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam bermunajat di Gunung Thursina untuk
“bertemu” Allah subhaanahu wata’aala, Nabi Musa ‘alaihissalam mengajukan
beberapa permintaan terkait isi dalam lauh-lauh (Kitab Taurat) yang
diterimanya.
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh
itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terbaik yang pernah terlahir ke
dunia, mereka menyuruh sesamanya untuk berbuat kebaikan dan mencegah sesamanya
berbuat kemungkaran. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terakhir yang diciptakan
namun mereka adalah umat yang paling dahulu masuk surga. Ya Tuhanku, jadikanlah
mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang memiliki anak-anak yang sudah dapat
menghapal kitab suci mereka, sedangkan umat-umat sebelum itu membaca kitab suci
mereka dengan melihat. Apabila kitab itu disingkirkan, mereka tidak dapat
membacanya dan tidak mengetahuinya. Engkau juga memberikan mereka daya hafal
yang tinggi yang tidak diberikan pada umat-umat lainnya. Ya Tuhanku, jadikanlah
mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang beriman pada kitab suci yang pertama
kali diturunkan hingga kitab suci yang terakhir diturunkan, mereka senantiasa
memerangi kesesatan, bahkan mereka juga memerangi makhluk paling pendusta yang
bermata satu (Dajjal). Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memakan hasil dari zakat yang
dikeluarkan oleh sesama mereka, namun tetap diberi ganjaran yang
berlipat-lipat. Engkau mewajibkan zakat itu pada orang-orang kaya di antara
mereka dan menyalurkannya pada orang-orang miskin. Sementara ketika umat-umat
lain berzakat, jika diterima maka zakat itu akan dimakan api, dan jika ditolak
maka zakat itu akan dimakan hewan buas dan burung-burung. Ya Tuhanku,
jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang ketika berniat untuk berbuat baik
namun mereka tidak melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis satu
kebaikan. Dan jika mereka melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis bagi
mereka 10 hingga 700 kali lipat. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai
umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di
lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memberikan syafaat sekaligus
menerima syafaat. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah subhaanahu wata’aala menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
Setelah mendegar semua itu, Nabi Musa ‘alaihissalam melemparkan lauh-lauh
yang dipegangnya sembari berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku salah satu umat
Muhammad.”
Sumber:
buku Qashash
Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir
PS:
Silakan kalau mau copy-paste,
namun mohon sertakan link-back
ke blog ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar